Sebuah Kalimat Untukmu
06.40
CERPEN
0
komentar
Judul Cerpen Sebuah Kalimat Untukmu
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Cinta Sedih
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Cinta Sedih
Aku menyukaimu. Walau kau tak pernah tau… Dan aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Tak pernah ada keberanian pada diri ini untuk mengatakannya. Seperti saat ini.
Aku kembali menaruh origami hati ke dalam lokermu. Kutatap lekat loker milikmu… Tercium bau khasmu disana. Akh, andai kata cinta ini terlafal jelas dari mulutku… Pasti rasa cinta ini takkan menyesakkan untuk kurasakan.
“Woi, permainan lo makin hebat aja Fajar”
“Haks, lo muji atau ngehina nih? Arman”
“Haks, lo muji atau ngehina nih? Arman”
Dia datang!
Aku segera menutup kembali lokernya dan mencari tempat sembunyi. Kulihat 2 orang berpakaian basket menuju loker masing masing. Terlihat jelas dari mataku, tatapan mata bulat fajar yang kembali penasaran dengan origami hati itu. Ia membukanya…
Aku segera menutup kembali lokernya dan mencari tempat sembunyi. Kulihat 2 orang berpakaian basket menuju loker masing masing. Terlihat jelas dari mataku, tatapan mata bulat fajar yang kembali penasaran dengan origami hati itu. Ia membukanya…
Aku segera berlari, sambil tersenyum. Semoga dia bisa tau perasaanku hari ini. Karena dengan keberanian kecil ini, aku akan menyampaikan pesan dari hatiku..
Aku menunggunya, menunggunya datang disini. Tempat dimana aku biasa menunggunya naik bus untuk pulang. Aku tersenyum kecil mengingat kenangan yang pernah terjadi disini. Saat aku tak sengaja hampir terjatuh, ia menolongku untuk berdiri. Saat ia membelikan eskrim kepada seorang anak kecil yang menangis karena balon yang ia pegang terbang tinggi. Akh, kenangan manis itu… Kenangan yang bahkan aku tak berani untuk menghapusnya.
Apa dia akan datang? Kuharap ia benar akan datang.
Aku memegang sekotak coklat yang akan kuberikan padanya. Kutatap kotak coklat ini dan kembali tersenyum. Senyumku hilang, saat tetes darah jatuh tepat di kotak coklat ini. Kusentuh daerah hidungku.
Bodoh! Kenapa disaat seperti ini aku malah mimisan?
Bodoh! Kenapa disaat seperti ini aku malah mimisan?
Kuhapus darah dari hidungku dan kucoba untuk hentikan darahnya. Kurogoh kantung rokku, mencari obat yang biasa kuminum. Namun entah kenapa…. Semua pandanganku menjadi agak gelap dan semakin gelap. Kotak coklat yang kupegang terjatuh.
Aku mencoba menahan tubuhku agar tak jatuh… tapi apa daya, tubuhku benar benar tak kuat. Vonis dokter 2 bulan yang lalu membuatku tersenyum, betapa memilukan hidupku.
Aku mencoba menahan tubuhku agar tak jatuh… tapi apa daya, tubuhku benar benar tak kuat. Vonis dokter 2 bulan yang lalu membuatku tersenyum, betapa memilukan hidupku.
Saat benar benar tak kuat dan hampir terjatuh, seseorang menahan pundakku.
“Hey!”
Bau ini… Bau khas milik Fajar.
Kucoba melihat ke arahnya walau pandanganku gelap.
Bau ini… Bau khas milik Fajar.
Kucoba melihat ke arahnya walau pandanganku gelap.
“Kau tak apa?”
Ia merogoh kantung celananya dan menelepon ambulan, tapi aku menahan tangannya
“Jangan…”
“Tapi kau-”
“Aku tak apa… Maaf karena harus bertemu denganmu seperti ini”
“Kau ini bicara apa… Ayo kita ke ru-”
“Aku menyukaimu”
Saat kalimat itu keluar, mataku perlahan terpejam. Tubuhku terkulai lemas. Ada tetesan airmatanya jatuh ke pipiku.
“Hey… Bagun!”
Ia merogoh kantung celananya dan menelepon ambulan, tapi aku menahan tangannya
“Jangan…”
“Tapi kau-”
“Aku tak apa… Maaf karena harus bertemu denganmu seperti ini”
“Kau ini bicara apa… Ayo kita ke ru-”
“Aku menyukaimu”
Saat kalimat itu keluar, mataku perlahan terpejam. Tubuhku terkulai lemas. Ada tetesan airmatanya jatuh ke pipiku.
“Hey… Bagun!”
Dan Dalam pegangannya aku tertidur, tertidur untuk selamanya.
0 komentar: