SITUS JUDI BOLA ONLINE

SEX ONLINE

POKER ONLINE

POKER ONLINE

Jauh Di Mata Namun Dekat Di Hati


POKER

Judul Cerpen Jauh Di Mata Namun Dekat Di Hati
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Remaja
Aku tahu jarak memisahkan kita namun di hatiku tetap terkenang atau teringat selalu. Di sini Aku merasakan hadirmu tawa dan candamu itu menghibur saat Aku sendiri. Namun, ku selalu menunggu kita akan berjumpa. Aku harap Kau merasakan hal yang sama denganku. Walau kutahu itu semua hanyalah sebuah harapan.
Hari yang kunanti pun tiba untuk melihat dia. Aku bersiap siap pergi ke sekolah. Saat tiba di sekolah Aku pun langsung melihat ke bawah dari lantai tiga untuk melihatnya datang ke sekolah atau tidak. Lakca (Nama Samaran) pun tiba di sekolah dengan ojek pribadinya. Saat tiba di sekolah atau pulang Dia selalu memakai jaket berwarna kuning dan menutupi wajahnya dan Dia pun selalu pulang lebih cepat.

Sehingga Aku pun tidak dapat melihatnya lebih lama lagi. Setelah Aku tahu Lakca sudah pulang. Aku pun segera pulang bersama teman temanku. Dan sesampai di rumah Aku pun mulai menanti hari dimana Aku dan Lakca berjumpa.
Malam pun tiba Aku pun sulit untuk tidur karena besok adalah hari ulang tahunnya. Lima menit kemudian Ibuku masuk ke kamarku Ia mengatakan padaku bahwa keluargaku akan pindah rumah besok. Dan akhirnya Ibuku menyuruhku untuk tidak masuk sekolah dulu. Aku pun merasa kecewa dan sedih karena besok adalah hari ulang tahunnya.

Pagi pun tiba Aku dan keluargaku pun bersiap untuk pindah rumah. Sesaat tiba di rumah baru Aku dan keluargaku langsung membersihkan tempatnya dan menata barang.
Sore pun tiba Aku dan keluargaku pun selesai sudah membersihkan tempat dan menata barang. Aku pun mulai lelah dan pergi untuk membersihkan diri. Beberapa menit kemudian setelah membersihkan diri Aku pun beranjak ke kamarku. Seperti biasanya Aku pun sulit untuk tidur karena memikirkan Dia. Tapi yang Aku pikirkan adalah hal buruk telah terjadi padanya.
Rasa khawatir itu pun membuat Aku sulit untuk tidur. Aku pun mendengarkan lagu dan mengosongkan pikiranku. Butuh waktu lama untuk tidak memikirkannya. Pukul 12:30 WIB Aku pun mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur.
Hari yang kunantikan telah tiba. Tetapi Aku merasa tidak bersemangat seperti biasanya karena Aku takut hal buruk yang kupikirkan itu benar terjadi padanya. Aku pun sengaja datang terlambat datang ke sekolah. Sesampai tiba di sekolah Sahabatku pun memanggil namaku dengan keras dan wajah yang panik. Dia pun langsung menarikku dan membawaku ke tempat yang sepi. Dan memberi tahukan kepadaku bahwa “Ayahnya Lakca meninggal”

Air mataku pun membasahi pipiku. Aku pun mulai mencari Dia di kelasnya. Dan Dia pun tidak ada di kelasnya. Aku dengar dia masih sangat terluka oleh karena itu Dia tidak masuk sekolah.
Beberapa menit kemudian bel masuk pun berbunyi. Aku pun terus memikirkannya. Yang kupikirian tentang Dia adalah:

“Bagaimana ini bisa terjadi padanya? kemarin harusnya adalah hari yang berbahagia untuknya karena Dia berulang tahun. Tetapi, Tuhan membalikkan keadaan dari yang kebahagiaan menjadi kekecewaan untuknya dan keluarganya.”
Bel istirahat pun berbunyi. Saat Aku ke kantin tak sengaja kudengar percakapan seseorang mengenai Dia. Katanya “Ayahnya Lakca itu terkena serangan jantung saat sedang bekerja dan baru tadi malam baru disampaikan”. Hatiku pun terasa sesak mendengarnya dan Aku langsung pergi karena Aku tak tahan untuk mendengarnya.
Beberapa jam kemudian bel pulang berbunyi. Aku pun segera pulang ke rumah. Sesaat tiba di rumah. Aku pun tidak bisa berkata kata karena Aku masih tidak percaya dengan semua yang terjadi padanya kemarin. Dan Aku pun memutuskan untuk pergi belajar karena tadi saat belajar Aku tak memperhatikan Guruku. Malam pun tiba Aku pun segera tidur dan mencoba untuk tidak memikirkannya walau sulit tapi Aku harus melakukannya.
Pagi pun tiba Aku bersiap siap dengan semangat karena ini adalah hari Jumat. Hari terakhir Aku bisa melihatnya. Saat di jalan Aku berpikir apakah Dia masih bisa tersenyum atau tidak setelah kejadiannya menimpa dia kemarin. Beberapa menit kemudian Aku pun tiba di sekolah. Aku langsung menaruh tasku dan mulai melihat ke bawah dari lantai tiga untuk memastikan Dia datang ke sekolah atau tidak.
Beberapa menit kemudian Aku pun melihatnya datang. Dan kulihat Dia masuk ke kelasnya. Tidak lama lagi kudengar ada pengumuman bahwa hari ini ada rokris. Aku senang sekali kalau ada kegiatan rokris agar Aku bisa melihatnya lebih lama lagi. Dan Aku pun melihat Dia masih bisa tersenyum dan tertawa.
Rasa khawatirku pun mulai hilang saat kulihat Dia masih bisa tersenyum dan tertawa. Tapi, semakin Aku melihat dia semakin ku merasakan pandangannya itu penuh cerita dan luka. Tapi, memang begitulah semua. Beberapa menit kemudian bel pulang pun berbunyi. Aku pun bergegas untuk lihat ke bawah dari lantai tiga untuk melihatnya pulang karena ini adalah hari terakhir Aku bisa melihatnya, karena hari Sabtu dan Minggu Dia tidak ada eskul jadi kusempatkan diri untuk melihatnya.
Beberapa menit kemudian Aku melihat Dia pulang bersama ojek pribadinya. Aku pun langsung pulang bersama teman temanku. Setelah sampai di rumah perasaanku ini mengatakan kalau Aku ini rindu padanya. Walaupun tidak bertemu dipisahkan oleh jarak namun di hati tetap terkenang selalu. Meski Kau kini jauh di sana tapi Kita memandang langit yang sama.
Menurutku jarak dan waktu itu tak akan berarti bagiku karena Kau selalu di hatiku. Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun Aku pergi. Aku di sini dan Kau disana. Tapi Aku akan selalu menunggu saat Kita akan berjumpa kembali. Jauh di mata namun dekat di hati.
Sekian dan Terima Kasih telah membaca cerpen pertama Saya yang berjudul “Jauh di mata namun dekat di hati”

0 komentar: